Powered By Blogger

Senin, 22 Oktober 2012

Soul’s Story


Ku mulai berdiri..
dengan semangatnya ku memakai baju yg melambangkan kebesaranku..
ku kenakan pelindung kepalaku
yang menutupi rambut, dahi, hidung serta pipiku..
ku ambil prisai baja berlapis kuningan yang setiap hari kupandangi dengan penuh kehampaan..
ku angkat dan sesekali ku pukul dengan penuh emosi tak tertahan..
ku sentuh dan ku genggam parangku serta sarung penutupnya..
parang yang setiap waktu ku menunggu,
menunggu waktu
waktu yang ku tunggu-tunggu..
ku lepaskan parangku dari sarungnya..
gesekannya menggetarkan jantungku..
membakar jiwaku..
mengembuskan rohku..
ku pandangi kemilau dan juga karat yang menyelimutinya..
sesekali ku hela nafasku
meredam kelabilan emosiku..
ku lihat tombakku
tombakku yang begitu panjang melintang..
ujungnya yang begtu runcing menakuti langit-langit..
pegangannya begitu kokoh
begitu kekar
begitu tebal dan tak terkalahkan..
ku raih tombakku yang teramat kuat,
begitu berat namun dapat kuandalkan..
dengan parang yang terbungkus sarungnya
yang menggantung diantara pinggang dan pahaku,
bersama prisai baja di tangan kiriku
dan ditemani tombak kokoh di genggaman tangan kananku..
ku mencoba keluar dari tempat persembunyianku..
langkahku terasa berat di awal..
namun ku sadar perjuanganku barulah ku mulai..

Dengan raungan kerasku..
ku terobos tirai yang selama ini menutupi diriku..
di hadapanku begitu banyak penghalang yang memandangiku dengan sinis dan dengki..
pandangannya begitu tajam memekakan pengelihatanku..
namun tak gentar jiwaku untuk dipadamkan..
kakiku begitu ringan berlari menghadapi mereka..
mereka menyerangku..
mereka berusaha menghempaskanku..
perlahan ku tumbangkan,
ku tikam dengan tombakku,
dan ku cabut kembali agar tikamanku akan kuhantarkan untuk musuhku selanjutnya..
sesekali ku berlindung dibalik prisai tebalku dari ayunan pedang mereka yang terlihat besar dan menyeramkan..
tikaman tombakku terus berlanjut merobohkan pasukan kematian yang menghantuiku..
terkadang ku menghantamkan prisai kebanggaanku ke mereka..
hantamannya menjatuhkan..
getarannya meluapkan emosi jiwa yang begitu lama ku pendam..
setelah begitu banyak pembantaian yang ku berikan..
ku lemparkan tombakku..
menancap tepat ke jantung musuh terjauhku..
ku keluarkan parangku..
bersama teriakkanku, ku ayunkan parangku ke mereka..
melukai mereka..
memotong mereka..
membunuh mereka..
dengan membabi buta,
ku musnahkan mereka semua..
amarahku ku tunjukkan..
semua tenagaku ku luapkan..
tebasan demi tebasan ku goreskan ke tubuh mereka para penghalang..
namun tak sedikit luka yang mereka berikan..
tubuhku mungkin bersimbahan darah..
namun semangatku belumlah habis dan kalah..
luka-lukaku memang perih..
namun di balik itu masih ada benih kekuatanku yang terus tumbuh..
begitu banyak darah membasahi tubuhku..
begitu banyak luka menyelimuti ragaku..
namun itu hanyalah sebuah model yang tertutupi kulit..
raga hanyalah sebuah tempat, hanyalah sebuah pelindung auraku..
namun di dalamnya terdapat jiwa yang tak bisa mati..
di dalamnya ada zat pengendali..
pengendali atas diriku..
diriku dan hasratku yang abadi..

Setelah semuanya musnah,
hanya diriku yang tersisa..
dengan nafas yang ter engah-engah,
luka yang begitu menyakitkan,
darah yang membasahi tak kunjung kering,
ku berlutut di atas tanah bersimbah darah..
tenagaku terkuras melemah..
semangatku mulai habis dan terasa pudar..
jiwaku tak tunjukan lagi auranya..
emosiku meredup..
semua kekuatanku terasa lepas dariku..
melayang ke udara..
menggambarkan perjuangan dan kerja keras..
keringat bercampur darah tak henti menetes di hadapanku..
rasa lelah menyelimutiku..

Sejenak ku lihat ke depan..
hanya kabut yang tertampak..
namun..
sedikit demi sedikit warna kabut itu tergantikan..
tergantikan oleh sejumlah penghalang selanjutnya..
sentak ku kerutkan dahiku sambil sedikit menggelengkan kepalaku..
dibenakku berkata
"ku pikir telah lah selesai perjuanganku"
ku kedipkan kelopak mataku,
seraya tak percaya dan berharap itu semua hanyalah semu belaka..
namun mereka nyata..
semakin lama semakin mendekatiku dengan emosi yang menggila..
sejenak ku tundukan kepalaku dan menarik nafas panjang..
mencoba kembali mengumpulkan tenagaku..
mengumpulkan kekuatanku..
ku mencoba berdiri perlahan walau sangat amat begitu berat terasa..
ku angkat kembali parang dan prisaiku..
ku perkuat genggmanku pada prisai dan parangku..
ku kokohkan kuda-kudaku dan kembali kutegakan pandanganku dan menghadapi mereka..

walau bersimbahan dengan darah,
tak gentar ku tatap segalanya..
dengan tenagaku yang tak lebih dari setengah,
akan ku hadapi semuanya..

hanya dengan izinNya ku bisa mencapai tujuanku
dan melewati penghalangku..
dan dengan kuasaNya..
diriku akan menang dari segalanya..

dengan sisa-sisa kemampuanku
dan doa yang mendorongku,
ku serahkan segalanya..
ku pasrahkan semuanya..

To be continued..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar